![]() |
Foto istimewa |
Oleh
Dr. Mukhtar A. Adam, M.Si
Akademisi Universitas Khairun
Pertemuan pikiran langkah awal yang baik antara Sherly Joanda sebagai Gubernur Maluku Utara dan Husain Alting selaku Sultan Tidore yang bersua dalam atensi jemah haji 2025 melalui komunikasi media sosial.
Bertemu pikiran menunjukan kedua tokoh memiliki niat baik dalam mengawal jalannya pemerintahan, sedikit mengutip pernyataan Anies Baswedan Penguasa dan Posisi sama-sama terhormat kedudukannya di ruang publik, oposisi selalu memberi sugesti refleksi kepada penguasa, menjadi ikhtiar mengendalikan jalannya kekuasaan publik.
Oposisi obat yang baik dalam mengawal kekuasaan, karena potensi kecurangan sangat mungkin dilakukan oleh kekuasaan, karena itu tak cukup waktu untuk memuji kekuasaan, karena kekuasaan tidak di pilih untuk di puji, tapi dipilih untuk mengeksekusi kebijakan, sehingga disebut eksekutif.
Polemik terkait pilihan kebijakan perjalanan Jemah Haji dari Ternate ke lokasi Embarkasi di Makassar dibebankan ke APBD Provinsi, yang bukan bersumber dari Uang Setoran Haji dari Jamaah. Oleh karena bersumber dari Anggaran APBD, maka Gubernur memiliki otoritas mendesain rencana penggunaan dukungan pendanaan dan pelayanan haji, dari Ternate ke lokasi Embarkasi, sedangkan dari Embarkasi ke Tanah suci, menggunakan dana dari uang setoran haji yang dikelola oleh Kementerian Agama.
Efisiensi pengelolaan jemah haji dari alokasi 11 Miliar, menurut Husain Alting di media sosial Facebook mengingatkan kepada Gubernur agar melakukan pelayanan yang optimal karena perjalanan haji adalah keringat warga menunaikan perjalanan suci, janganlah diantara kalian mencari keuntungan dari proses perjalanan suci oleh warga dari kerja keras warga.
Gagasan Sherly Joanda untuk menjaga kualitas layanan dan menambah fungsi layanan jemah haji dalam perjalanan suci warga, dengan mengoptimalkan alokasi anggaran 11 Miliar dengan cara Block sheet kepada 1.067 jemaah haji dengan harga tertinggi maskapai perjalanan Ternate Makassar 1.200.200 Pergi Pulang hanya membutuhkan anggaran 2.5 Miliar dari alokasi 7,3 Miliar yang dikontrakkan dengan Lion Air, dapat di efisiensikan 4,8 Miliar, sehingga dapat menambah fungsi layanan ke jemah haji atau menambah uang saku kepada jemah haji
Gagasan kedua tokoh dalam kamar yang berbeda tidak dijembatani oleh media komunikasi yang efektif, dari pola komunikasi publik yang belum disambungkan, akibat kemudian rencana dari gagasan kedua tokoh tidak dapat diwujudkan karena pola komunikasi
Ikhtiar dari Husain Alting Sultan Tidore sangat baik mengingkatkan kepada Sherly joanda dalam mengelola haji, sebagaimana Sherly Joanda dalam menjaga amanah kuasa ingin mengoptimalkan alokasi anggaran 11 Miliar agar kualitas layanan menjadi lebih baik.
Pembelajaran dari pertemuan pikiran kedua tokoh ini menunjukan pola komunikasi publik yang tidak efektif, akibat kemudian belanja perjalanan disedot cukup besar 7.3 Miliar, seandainya dapat didiskusikan dengan baik bisa jadi efisiensi yang berdampak pada kualitas layanan yang diinginkan Sultan Tidore dan Gubernur yang bertemu dalam pikiran yang sama kualitas layanan jemah haji.
Sebagai ikhtiar akan baik, jika BPK RI melakukan investigasi audit penggunaan dana jemah haji yang bersumber dari APBD tahun tahun sebelumnya, sebagai dasar bagi Sherly Joanda untuk melakukan reform kebijakan pengelolaan haji, agar pikiran publik atas kualitas layanan dan pemborosan dapat terurai bagi kemaslahatan warga yang melakukan perjalanan suci ke Makkah dan Madinah, Laibaika Allah humalabaik. (**